Rabu, 11 November 2015

Bismillah ...
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang masuk dalam rating 5 besar dan paling banyak dipergunakan orang di dunia. Bila anda menguasainya, anda akan bisa berkomunikasi dengan orang-orang di lebih dari 20 negara Arab di dunia.
Bayangkan berapa banyak peluang yang bisa anda peroleh dengan bahasa Arab ini !
Bila anda pelajar, anda bisa mendapatkan beasiswa dengan bahasa Arab.
Bila anda pengusaha, anda bisa bekerjasama dengan pengusaha Arab.
Bila anda profesional, anda bisa bekerja secara profesional di negara Arab.
Bila anda aktivis, anda bisa bekerjasama melaksanakan program-program sosial yang disponsori donor Arab.
Bila anda muslim, bahasa Arab adalah bahasa Al Quran dan bahasa Ibadah. Bahasa lainnya adalah versi terjemahan, dan versi terjemahan tidak sama dengan bahasa original. Orang yang mengerti bahasa Arab akan memahami lebih dalam daripada orang yang hanya bisa mengerti melalui versi terjemahan.
Lembaga Pendidikan Bahasa Arab dan Studi Islam Ma'had Al-Birr Universitas Muhammadiyah Makassar membuka pendaftaran Mahasiswa/i Baru Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016
KEUNGGULAN KAMI:
* Bahasa Pengantar Bahasa Arab
* Kurikulum berstandar Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud Riyadh
* Pengajar Lulusan Timur Tengah & LIPIA
* Gedung & Ruang Belajar Representative
* Laboratorium Bahasa & Perpustakaan
* Tersedia Kelas Pagi & Sore
* Tersedia Asrama (terbatas)
* Tersedia Beasiswa & Subsidi Pendidikan
* Kegiatan Ekstrakulikuler yang Variatif: Kajian Kitab, Ta'lim Harian, Latihan Ceramah, Olahraga, dll
* Penempatan Alumni sebagai Da'i Profesional Yayasan Muslim Asia (AMCF)
* Integrasi dengan Fakultas Agama Islam UNISMUH Makassar
* Memperoleh Penghargaan Ma’had Terbaik Binaan Yayasan Muslim Asia (AMCF)
SYARAT PENDAFTARAN:
* Lancar Baca Tulis Al-Qur'an
* Fotokopi Identitas Diri (KTP/SIM/PASPOR) satu lembar
* Fotokopi Kartu Keluarga tiga lembar
* Fotokopi Ijazah Terakhir & Transkrip Nilai yang terlegalisir (min. SMA/MA/Sederajat) @ tiga lembar
* Pas Foto Berwarna Terbaru Ukuran 2×3 dan 3x4 (berlatar belakang merah) @ tiga lembar
* Rekomendasi dari Sekolah Asal/Yayasan/Kelurahan/Tokoh Masyarakat
* Mengisi Formulir pendaftaran
* Membayar Biaya Pendaftaran (Rp. 100.000)
* Membayar Registrasi Ulang (Rp. 300.000)
AGENDA PENDAFTARAN:
1. Pendaftaran: 02 November - 30 Desember 2015
2. Ujian Masuk: 31 Desember 2015
3. Pengumuman: 04 Januari 2016
4. Registrasi Ulang: 04 - 08 Januari 2016
5. Orientasi: 14 Februari 2016
6. Kuliah Perdana: 15 Februari 2016
CONTACT PERSONS:
Anshar Sultan, Lc., MA. : 0852 2228 8913 (putra)
Jamalullaeil : 0822 9300 2845 (putra)
Nasruni, S.Pd.I., M.Pd.I. : 0852 5575 9983 (putri)
Hamsiati, S.Hum. : 0852 4282 5499 (putri)

18.59 Unknown
Bismillah ...
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang masuk dalam rating 5 besar dan paling banyak dipergunakan orang di dunia. Bila anda menguasainya, anda akan bisa berkomunikasi dengan orang-orang di lebih dari 20 negara Arab di dunia.
Bayangkan berapa banyak peluang yang bisa anda peroleh dengan bahasa Arab ini !
Bila anda pelajar, anda bisa mendapatkan beasiswa dengan bahasa Arab.
Bila anda pengusaha, anda bisa bekerjasama dengan pengusaha Arab.
Bila anda profesional, anda bisa bekerja secara profesional di negara Arab.
Bila anda aktivis, anda bisa bekerjasama melaksanakan program-program sosial yang disponsori donor Arab.
Bila anda muslim, bahasa Arab adalah bahasa Al Quran dan bahasa Ibadah. Bahasa lainnya adalah versi terjemahan, dan versi terjemahan tidak sama dengan bahasa original. Orang yang mengerti bahasa Arab akan memahami lebih dalam daripada orang yang hanya bisa mengerti melalui versi terjemahan.
Lembaga Pendidikan Bahasa Arab dan Studi Islam Ma'had Al-Birr Universitas Muhammadiyah Makassar membuka pendaftaran Mahasiswa/i Baru Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016
KEUNGGULAN KAMI:
* Bahasa Pengantar Bahasa Arab
* Kurikulum berstandar Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud Riyadh
* Pengajar Lulusan Timur Tengah & LIPIA
* Gedung & Ruang Belajar Representative
* Laboratorium Bahasa & Perpustakaan
* Tersedia Kelas Pagi & Sore
* Tersedia Asrama (terbatas)
* Tersedia Beasiswa & Subsidi Pendidikan
* Kegiatan Ekstrakulikuler yang Variatif: Kajian Kitab, Ta'lim Harian, Latihan Ceramah, Olahraga, dll
* Penempatan Alumni sebagai Da'i Profesional Yayasan Muslim Asia (AMCF)
* Integrasi dengan Fakultas Agama Islam UNISMUH Makassar
* Memperoleh Penghargaan Ma’had Terbaik Binaan Yayasan Muslim Asia (AMCF)
SYARAT PENDAFTARAN:
* Lancar Baca Tulis Al-Qur'an
* Fotokopi Identitas Diri (KTP/SIM/PASPOR) satu lembar
* Fotokopi Kartu Keluarga tiga lembar
* Fotokopi Ijazah Terakhir & Transkrip Nilai yang terlegalisir (min. SMA/MA/Sederajat) @ tiga lembar
* Pas Foto Berwarna Terbaru Ukuran 2×3 dan 3x4 (berlatar belakang merah) @ tiga lembar
* Rekomendasi dari Sekolah Asal/Yayasan/Kelurahan/Tokoh Masyarakat
* Mengisi Formulir pendaftaran
* Membayar Biaya Pendaftaran (Rp. 100.000)
* Membayar Registrasi Ulang (Rp. 300.000)
AGENDA PENDAFTARAN:
1. Pendaftaran: 02 November - 30 Desember 2015
2. Ujian Masuk: 31 Desember 2015
3. Pengumuman: 04 Januari 2016
4. Registrasi Ulang: 04 - 08 Januari 2016
5. Orientasi: 14 Februari 2016
6. Kuliah Perdana: 15 Februari 2016
CONTACT PERSONS:
Anshar Sultan, Lc., MA. : 0852 2228 8913 (putra)
Jamalullaeil : 0822 9300 2845 (putra)
Nasruni, S.Pd.I., M.Pd.I. : 0852 5575 9983 (putri)
Hamsiati, S.Hum. : 0852 4282 5499 (putri)

Kamis, 24 April 2014


“Apa itu ‘anaa’ ?” semua teman kelasku tertawa mendengar pertanyaanku. Yah itulah awal saya belajar Bahasa Arab di semester 1 Universitas Muslim Indonesia. Tanpa dasar dan tidak tau apa-apa. Semua teman kelasku ketika itu adalah rata-rata lulusan pesantren dan ‘aliyah. Hanya segelintir orang yang berlatarbelakang sekolah umum dan sayalah satu diantara orang-orang tersebut. Air mataku hampir menetes di depan teman-teman. Saya merasa sayalah orang yang paling bodoh. Dan bisa ditebak ketika nilai semester tersebut keluar, nilai Bahasa Arab saya seperti terdapat sirine yang terus mengaung disebabkan  nilainya yang kurang bagus. 
            Yah, setidaknya itu menjadi sedikit motivasi yang mencambuk saya untuk belajar Bahasa Arab. Pada akhirnya saya putuskan untuk mengikuti sebuah kursus bersama teman-teman. Namun, di tempat kursus pun saya tidak mengerti apa yang dibicarakan. Saya ingin menghentikan langkah, namun motivasi terus mengalir dari teman-teman. Mereka mengatakan bahwa seperti itulah belajar Bahasa Arab, bertahan saja, kumpulkan informasi, nanti pada akhirnya akan mengerti juga. Atas bujukan tersebut, saya pun bertahan. Saya mencatat segala yang diberikan, menghafal apa yang diperintahkan.
            Tidak bertahan lama, akhirnya saya berpindah dari satu guru ke guru yang lain. Sampai pada guru yang ke-4 saya merasakan betul apa yang dikatakan oleh teman-teman saya dimasa lalu. Bahwa dengan sabar dalam bertahan sembari mengumpulkan informasi, sedikit demi sedikit saya pun mengerti. Meski tidak terlalu paham secara mendalam , setidaknya ada ilmu yang bisa dipetik.
            Hari berganti, semakin saya memahami mengapa seorang muslim itu wajib belajar Bahasa Arab. Motivasi yang diberikan oleh pembina saya di kajian Islam semakin meruncingkan semangat untuk belajar Bahasa Arab. Kecintaan kepada bahasa asing lainnya kini telah tergantikan oleh bahasa langit dan bumi. Dan tidak tergoyahkan. Padahal ketika SMA dulu, ingin sekali saya kuliah di Universitas Negeri Makasar (UNM) jurusan Bahasa Inggris karena terkesan keren dan gaul. Namun, ternyata seiring dengan perjalanan kehidupan saya pun kini mengerti bahwa ada bahasa pemersatu dan bahasa yang dengannya ketika kita memahaminya, membaca Al Qur’an pun serasa menyelam di dasar laut dengan keindahan yang tidak nampak oleh semua mata.
            Cinta akan Bahasa Arab semakin tumbuh, bagaikan pepohonan yang terus tumbuh menjulang ke langit dengan adanya motivasi dari matahari dan hujan. Kini, saya telah berada di pintu akhir, menyelesaikan tugas akhir. Dan ketika hal tersebut berakhir maka sebutan sebagai mahasiswi Universitas Muslim Indonesia (UMI) pun tamat. Di tengah-tengah kesibukan memikirkan judul yang tepat untuk penyelesaian akhir, berita kebaikan datang dari pondok kebaikan. Al-Birr, yah itulah namanya. Sebuah ma’had yang akan mengantarkanku pada kecintaanku selama ini.
            Berita pertama datang namun, dengan beberapa pertimbangan akhirnya saya batalkan untuk mendaftar. Kesempatan itu pun berlalu, namun Allah memberikan lagi kesempatan kedua. Di tahun yang berbeda, datanglah berita kedua dan saya merasa ini adalah peluang emas yang tidak boleh kusia-siakan untuk kedua kalinya. Terlebih bahwa ada beberapa akhawat yang juga di semester penutup UMI yang persis sama dengan saya. Kami saling memotivasi, bahu membahu membangun semangat. Salah satu semangat itu ; meski kita berada di Al-Birr, tugas akhir pun harus berakhir. Dan kita bisa. Allahu Akbar!
            Hari pendaftaran tiba, dua temanku menjadi relawan untuk mengurus segala sesuatunya. Mulai dari surat rekomendasi, pengambilan formulir dan lain-lain. Pada saat itu keuanganku bukannya menipis, tapi jebol. Namun, dengan adanya teman seperjuangan, akhirnya ia menginfakkan hartanya demi membiayai pendaftaran. Katanya yang penting ada kemauan. Ujian pun tiba, dan diakhir pengumuman, kami semua Lulus.
            Ketika lulus, keuanganku masih belum tertanggulangi, yang pada akhirnya kembali saya harus mencari pinjaman untuk biaya pendaftaran ulang sebesar 300.000 rupiah. Dan lagi-lagi, saudara seperjuangan ke Ma’had Al-Birr rela untuk meminjamkan uangnya. Banyak dari teman-teman saya yang pesimis, bahwa ketika saya kuliah di Al-Birr maka skripsi akan tertunda. Dan saya katakan “ tidakji itu “, pada kenyataannya, memang tertunda. Tapi, itu bukan karena saya kuliah di Al-Birr, mempelajari bahasa mulia ini. Dan itu saya tegaskan bukan sebagai penghalang.
            Skripsi pasti berlalu, seiring dengan kuliahnya saya di Al-Birr. Sekarang saya telah duduk di al mustawa at tamhidiy ( semester perisapan ) dan saya akan buktikan kepada dunia bahwa segalanya tidak akan menghambat selagi ada kemauan. Kata ‘Umar bin Khattab rhadiyallahu ‘anhu : pelajarilah bahasa arab dengan sungguh-sungguh karena ia adalah bagian dari agama kalian.
Mari belajar Bahasa Arab…insyaAllah berkah, pahala,dan akan selalu dimudahkan

" Bait-Bait Cinta di Ma'had Al-Birr " oleh Uginaumi
06.16 Unknown

“Apa itu ‘anaa’ ?” semua teman kelasku tertawa mendengar pertanyaanku. Yah itulah awal saya belajar Bahasa Arab di semester 1 Universitas Muslim Indonesia. Tanpa dasar dan tidak tau apa-apa. Semua teman kelasku ketika itu adalah rata-rata lulusan pesantren dan ‘aliyah. Hanya segelintir orang yang berlatarbelakang sekolah umum dan sayalah satu diantara orang-orang tersebut. Air mataku hampir menetes di depan teman-teman. Saya merasa sayalah orang yang paling bodoh. Dan bisa ditebak ketika nilai semester tersebut keluar, nilai Bahasa Arab saya seperti terdapat sirine yang terus mengaung disebabkan  nilainya yang kurang bagus. 
            Yah, setidaknya itu menjadi sedikit motivasi yang mencambuk saya untuk belajar Bahasa Arab. Pada akhirnya saya putuskan untuk mengikuti sebuah kursus bersama teman-teman. Namun, di tempat kursus pun saya tidak mengerti apa yang dibicarakan. Saya ingin menghentikan langkah, namun motivasi terus mengalir dari teman-teman. Mereka mengatakan bahwa seperti itulah belajar Bahasa Arab, bertahan saja, kumpulkan informasi, nanti pada akhirnya akan mengerti juga. Atas bujukan tersebut, saya pun bertahan. Saya mencatat segala yang diberikan, menghafal apa yang diperintahkan.
            Tidak bertahan lama, akhirnya saya berpindah dari satu guru ke guru yang lain. Sampai pada guru yang ke-4 saya merasakan betul apa yang dikatakan oleh teman-teman saya dimasa lalu. Bahwa dengan sabar dalam bertahan sembari mengumpulkan informasi, sedikit demi sedikit saya pun mengerti. Meski tidak terlalu paham secara mendalam , setidaknya ada ilmu yang bisa dipetik.
            Hari berganti, semakin saya memahami mengapa seorang muslim itu wajib belajar Bahasa Arab. Motivasi yang diberikan oleh pembina saya di kajian Islam semakin meruncingkan semangat untuk belajar Bahasa Arab. Kecintaan kepada bahasa asing lainnya kini telah tergantikan oleh bahasa langit dan bumi. Dan tidak tergoyahkan. Padahal ketika SMA dulu, ingin sekali saya kuliah di Universitas Negeri Makasar (UNM) jurusan Bahasa Inggris karena terkesan keren dan gaul. Namun, ternyata seiring dengan perjalanan kehidupan saya pun kini mengerti bahwa ada bahasa pemersatu dan bahasa yang dengannya ketika kita memahaminya, membaca Al Qur’an pun serasa menyelam di dasar laut dengan keindahan yang tidak nampak oleh semua mata.
            Cinta akan Bahasa Arab semakin tumbuh, bagaikan pepohonan yang terus tumbuh menjulang ke langit dengan adanya motivasi dari matahari dan hujan. Kini, saya telah berada di pintu akhir, menyelesaikan tugas akhir. Dan ketika hal tersebut berakhir maka sebutan sebagai mahasiswi Universitas Muslim Indonesia (UMI) pun tamat. Di tengah-tengah kesibukan memikirkan judul yang tepat untuk penyelesaian akhir, berita kebaikan datang dari pondok kebaikan. Al-Birr, yah itulah namanya. Sebuah ma’had yang akan mengantarkanku pada kecintaanku selama ini.
            Berita pertama datang namun, dengan beberapa pertimbangan akhirnya saya batalkan untuk mendaftar. Kesempatan itu pun berlalu, namun Allah memberikan lagi kesempatan kedua. Di tahun yang berbeda, datanglah berita kedua dan saya merasa ini adalah peluang emas yang tidak boleh kusia-siakan untuk kedua kalinya. Terlebih bahwa ada beberapa akhawat yang juga di semester penutup UMI yang persis sama dengan saya. Kami saling memotivasi, bahu membahu membangun semangat. Salah satu semangat itu ; meski kita berada di Al-Birr, tugas akhir pun harus berakhir. Dan kita bisa. Allahu Akbar!
            Hari pendaftaran tiba, dua temanku menjadi relawan untuk mengurus segala sesuatunya. Mulai dari surat rekomendasi, pengambilan formulir dan lain-lain. Pada saat itu keuanganku bukannya menipis, tapi jebol. Namun, dengan adanya teman seperjuangan, akhirnya ia menginfakkan hartanya demi membiayai pendaftaran. Katanya yang penting ada kemauan. Ujian pun tiba, dan diakhir pengumuman, kami semua Lulus.
            Ketika lulus, keuanganku masih belum tertanggulangi, yang pada akhirnya kembali saya harus mencari pinjaman untuk biaya pendaftaran ulang sebesar 300.000 rupiah. Dan lagi-lagi, saudara seperjuangan ke Ma’had Al-Birr rela untuk meminjamkan uangnya. Banyak dari teman-teman saya yang pesimis, bahwa ketika saya kuliah di Al-Birr maka skripsi akan tertunda. Dan saya katakan “ tidakji itu “, pada kenyataannya, memang tertunda. Tapi, itu bukan karena saya kuliah di Al-Birr, mempelajari bahasa mulia ini. Dan itu saya tegaskan bukan sebagai penghalang.
            Skripsi pasti berlalu, seiring dengan kuliahnya saya di Al-Birr. Sekarang saya telah duduk di al mustawa at tamhidiy ( semester perisapan ) dan saya akan buktikan kepada dunia bahwa segalanya tidak akan menghambat selagi ada kemauan. Kata ‘Umar bin Khattab rhadiyallahu ‘anhu : pelajarilah bahasa arab dengan sungguh-sungguh karena ia adalah bagian dari agama kalian.
Mari belajar Bahasa Arab…insyaAllah berkah, pahala,dan akan selalu dimudahkan

" Bait-Bait Cinta di Ma'had Al-Birr " oleh Uginaumi

Kamis, 13 Maret 2014



Ma'had Al Birr Putri Membuka Pendaftaran mahasiswa Baru 2014/2015


Peluang besar bagi Anda yang ingin menguasai BAHASA ARAB fushah(sesuai kaidah Al Qur'an),kami berikan BEASISWA selama 2 Tahun plus kelas persiapan(Tamhidy)!!


Ma'had AL BIRR Unismuh Makassar (Putri) menerima pendaftaran tahun ajaran 2014/2015.

MENGAPA PILIH AL BIRR???
* Bahasa Pengantar Berbahasa Arab
* Kurikulum Standar LIPIA
* Pengajar Lulusan Timur Tengah dan LIPIA
* Gedung dan Ruang Belajar Representative
* Laboratorium Bahasa & Perpustakaan
* Tersedia Kelas Pagi
* Terdaftar sebagai mahasiswa(i) resmi Universitas Muhammadiyah Makassar sehingga setelah lulus di Ma'had, bisa langsung memilih jurusan di Fakultas Agama Islam UNISMUH Makassar sebagai mahasiswa semester V.

Persyaratan Pendaftaran
* Foto Copy Identitas Diri (KTP/SIM/PASPOR)
* Foto Copy Ijazah Terakhir (SMA/MA/Sederajat)
* Pas Foto Berwarna Ukuran 2×3 dan 4×6 @dua lembar
* Mengisi Formulir Pendaftaran
* Rekomendasi dari Sekolah, Organisasi/Yayasan, Tokoh

Waktu Pendaftaran
* Pendaftaran :17 Maret-30 Mei 2014
* Ujian Masuk : 3 Juni 2014
* Pengumuman Hasil Ujian : 9 Juni 2014
* Registrasi Ulang: 9 Juni-13 Juni 2014

BIAYA KULIAH*
* Uang masuk Rp. 300.000,- dan SPP subsidi BEASISWA full 4 semester (Akhwat )

Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar
Jl. Sultan Alauddin No. 259, Makassar
CP AKHWAT: 085 255 759 983 (Nasruni, M.PdI)

                      082 194 196 001 (Rahmayani, Lc.)
Telp: (0411) 881584, Fax : (0411) 881583

Email : albirrputri@gmail.com (Akhawat )
Info Tambahan


* Kelas siang akan dibuka jika kuota mencukupi (insyaAllah)
* Lokasi Kampus untuk Program Bahasa Arab berada di dalam kampus Universitas Muhammadiyah Makassar
* Biaya Pendaftaran Rp. 80.000,- (untuk Program Bahasa Arab )
* Gedung perkuliahan ikhwan dan akhawaat dipisah, dan jangan khawatir, pengajar untuk akhawaat juga adalah akhawaat (ustadzah)
05.28 Unknown


Ma'had Al Birr Putri Membuka Pendaftaran mahasiswa Baru 2014/2015


Peluang besar bagi Anda yang ingin menguasai BAHASA ARAB fushah(sesuai kaidah Al Qur'an),kami berikan BEASISWA selama 2 Tahun plus kelas persiapan(Tamhidy)!!


Ma'had AL BIRR Unismuh Makassar (Putri) menerima pendaftaran tahun ajaran 2014/2015.

MENGAPA PILIH AL BIRR???
* Bahasa Pengantar Berbahasa Arab
* Kurikulum Standar LIPIA
* Pengajar Lulusan Timur Tengah dan LIPIA
* Gedung dan Ruang Belajar Representative
* Laboratorium Bahasa & Perpustakaan
* Tersedia Kelas Pagi
* Terdaftar sebagai mahasiswa(i) resmi Universitas Muhammadiyah Makassar sehingga setelah lulus di Ma'had, bisa langsung memilih jurusan di Fakultas Agama Islam UNISMUH Makassar sebagai mahasiswa semester V.

Persyaratan Pendaftaran
* Foto Copy Identitas Diri (KTP/SIM/PASPOR)
* Foto Copy Ijazah Terakhir (SMA/MA/Sederajat)
* Pas Foto Berwarna Ukuran 2×3 dan 4×6 @dua lembar
* Mengisi Formulir Pendaftaran
* Rekomendasi dari Sekolah, Organisasi/Yayasan, Tokoh

Waktu Pendaftaran
* Pendaftaran :17 Maret-30 Mei 2014
* Ujian Masuk : 3 Juni 2014
* Pengumuman Hasil Ujian : 9 Juni 2014
* Registrasi Ulang: 9 Juni-13 Juni 2014

BIAYA KULIAH*
* Uang masuk Rp. 300.000,- dan SPP subsidi BEASISWA full 4 semester (Akhwat )

Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar
Jl. Sultan Alauddin No. 259, Makassar
CP AKHWAT: 085 255 759 983 (Nasruni, M.PdI)

                      082 194 196 001 (Rahmayani, Lc.)
Telp: (0411) 881584, Fax : (0411) 881583

Email : albirrputri@gmail.com (Akhawat )
Info Tambahan


* Kelas siang akan dibuka jika kuota mencukupi (insyaAllah)
* Lokasi Kampus untuk Program Bahasa Arab berada di dalam kampus Universitas Muhammadiyah Makassar
* Biaya Pendaftaran Rp. 80.000,- (untuk Program Bahasa Arab )
* Gedung perkuliahan ikhwan dan akhawaat dipisah, dan jangan khawatir, pengajar untuk akhawaat juga adalah akhawaat (ustadzah)

Jumat, 15 November 2013


Bismillah...

Ini adalah kabar gembira kepada segenap muslimah yang ingin fokus atau takhassus menghafal Al Qur'an. Kini, Ma'had Al Birr (Putri) Makassar membuka pendaftaran kelas baru Tahun Ajaran 2013-2014. Berikut syarat dan ketentuan umumnya:


1. Muslimah berusia minimal 17 tahun

2. Belum menikah
3. Siap tinggal di asrama selama masa belajar
4. Lancar membaca Al Qur'an dan menguasai hukum-hukum tajwid
5. Tidak sedang kuliah/belajar di tempat lain (bisa fokus)
6. Foto Copy Identitas Diri (KTP/SIM/PASPOR)
7. Foto Copy Ijazah Terakhir 
8. Pas Foto Berwarna Ukuran 2×3 dan 4×6 @dua lembar
9. Mengisi Formulir Pendaftaran
10. Rekomendasi dari Sekolah, Organisasi/Yayasan, Tokoh


Fasilitas:
1. Tersedia asrama 
2. Pengajar dan pembina yang kompeten di bidangnya
3. Didukung dengan kegiatan ekstrakurikuler untuk menambah wawasan ke-Islaman
4. Beasiswa full

Buruan!!! Kuota terbatas
Info selengkapnya, silakan datang ke Posko Pendaftaran:

Ma'had Al Birr Makassar (Gedung Fakultas Al Ahwal Asy Syakhsiyah)
Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar
Jl. Sultan Alauddin No. 259, Makassar
CP AKHWAT: 081 318 332 062 (Ustadzah Mukrimah, Lc)
Telp: (0411) 881584, Fax : (0411) 881583
06.08 Unknown

Bismillah...

Ini adalah kabar gembira kepada segenap muslimah yang ingin fokus atau takhassus menghafal Al Qur'an. Kini, Ma'had Al Birr (Putri) Makassar membuka pendaftaran kelas baru Tahun Ajaran 2013-2014. Berikut syarat dan ketentuan umumnya:


1. Muslimah berusia minimal 17 tahun

2. Belum menikah
3. Siap tinggal di asrama selama masa belajar
4. Lancar membaca Al Qur'an dan menguasai hukum-hukum tajwid
5. Tidak sedang kuliah/belajar di tempat lain (bisa fokus)
6. Foto Copy Identitas Diri (KTP/SIM/PASPOR)
7. Foto Copy Ijazah Terakhir 
8. Pas Foto Berwarna Ukuran 2×3 dan 4×6 @dua lembar
9. Mengisi Formulir Pendaftaran
10. Rekomendasi dari Sekolah, Organisasi/Yayasan, Tokoh


Fasilitas:
1. Tersedia asrama 
2. Pengajar dan pembina yang kompeten di bidangnya
3. Didukung dengan kegiatan ekstrakurikuler untuk menambah wawasan ke-Islaman
4. Beasiswa full

Buruan!!! Kuota terbatas
Info selengkapnya, silakan datang ke Posko Pendaftaran:

Ma'had Al Birr Makassar (Gedung Fakultas Al Ahwal Asy Syakhsiyah)
Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar
Jl. Sultan Alauddin No. 259, Makassar
CP AKHWAT: 081 318 332 062 (Ustadzah Mukrimah, Lc)
Telp: (0411) 881584, Fax : (0411) 881583
Tidak perlu diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah ta’ala:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada rosul yang paling mulia (yaitu: Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Romadhan), sehingga Al-Qur an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-sunnah), serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Sungguh sangat menyedihkan sekali, apa yang telah menimpa kaum muslimin saat ini, hanya segelintir dari mereka yang mau mempelajari bahasa Arab dengan serius. Hal ini memang sangat wajar karena di zaman modern ini banyak sekali kaum muslimin tenggelam dalam tujuan dunia yang fana, Sehingga mereka enggan dan malas mempelajari bahasa Arab. Karena mereka tahu tidak ada hasil duniawi yang bisa diharapkan jika pandai berbahasa Arab. Berbeda dengan mempelajari bahasa Inggris, kaum muslimin di saat ini begitu semangat sekali belajar bahasa Inggris, karena mereka tahu banyak tujuan dunia yang bisa diperoleh jika pandai bahasa Inggris, sehingga kita dapati mereka rela untuk meluangkan waktu yang lama dan biaya yang banyak untuk bisa menguasai bahasa ini. Sehingga kursus-kursus bahasa Inggris sangat laris dan menjamur dimana-mana walaupun dengan biaya yang tak terkira. Namun bagaimana dengan kursus bahasa Arab…??? seandainya mereka benar-benar yakin terhadap janji Allah ta’ala untuk orang yang menyibukkan diri untuk mencari keridhoanNya, serta yakin akan kenikmatan surga dengan kekekalannya, niscaya mereka akan berusaha keras untuk mempelajari bahasa arab. Karena ia adalah sarana yang efektif untuk memahami agama-Nya.
Kenyataan ini tidak menunjukkan larangan mempelajari bahasa Inggris ataupun lainnya. Tapi yang tercela adalah orang yang tidak memberikan porsi yang adil terhadap bahasa arab. Seyogyanya mereka juga bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mempelajari bahasa Arab.
Syaikh Utsaimin pernah ditanya: “Bolehkah seorang penuntut ilmu mempelajari bahasa Inggris untuk membantu dakwah ?” Beliau menjawab: “Aku berpendapat, mempelajari bahasa Inggris tidak diragukan lagi merupakan sebuah sarana. Bahasa Inggris menjadi sarana yang baik jika digunakan untuk tujuan yang baik, dan akan menjadi jelek jika digunakan untuk tujuan yang jelek. Namun yang harus dihindari adalah menjadikan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab karena hal itu tidak boleh. Aku mendengar sebagian orang bodoh berbicara dengan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab, bahkan sebagian mereka yang tertipu lagi mengekor (meniru-niru), mengajarkan anak-anak mereka ucapan “selamat berpisah” bukan dengan bahasa kaum muslimin. Mereka mengajarkan anak-anak mereka berkata “bye-bye” ketika akan berpisah dan yang semisalnya. Mengganti bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an dan bahasa yang paling mulia, dengan bahasa Inggris adalah haram. Adapun menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana untuk berdakwah maka tidak diragukan lagi kebolehannya bahwa kadang-kadang hal itu bisa menjadi wajib. Walaupun aku tidak mempelajari bahasa Inggris namun aku berangan-angan mempelajarinya. terkadang aku merasa sangat perlu bahasa Inggris karena penterjemah tidak mungkin bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku secara sempurna.” (Kitabul ‘Ilmi).
Dan termasuk hal yang sangat menyedihkan, didapati seorang muslim begitu bangga jika bisa berbahasa Inggris dengan fasih namun mengenai bahasa Arab dia tidak tahu?? Kalau keadaannya sudah seperti ini bagaimana bisa diharapkan Islam maju dan jaya seperti dahulu. Bagaimana mungkin mereka bisa memahami syari’at dengan benar kalau mereka sama sekali tidak mengerti bahasa Arab…???
Hukum Orang Yang Mampu Berbahasa Arab Namun Berbicara Menggunakan Bahasa Selain Bahasa Arab
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Dibenci seseorang berbicara dengan bahasa selain bahasa Arab karena bahasa Arab merupakan syiar Islam dan kaum muslimin. Bahasa merupakan syiar terbesar umat-umat, karena dengan bahasa dapat diketahui ciri khas masing-masing umat.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Asy-Syafi’iy berkata sebagaimana diriwayatkan As-Silafi dengan sanadnya sampai kepada Muhammad bin Abdullah bin Al Hakam, beliau berkata: “Saya mendengar Muhammad bin Idris Asy-syafi’iy berkata: “Allah menamakan orang-orang yang mencari karunia Allah melalui jual beli (berdagang) dengan nama tu’jar (tujjar dalam bahasa Arab artinya para pedagang-pent), kemudian Rosululloh juga menamakan mereka dengan penamaan yang Allah telah berikan, yaitu (tujjar) dengan bahasa arab. Sedangkan “samasiroh” adalah penamaan dengan bahasa `ajam (selain arab). Maka kami tidak menyukai seseorang yang mengerti bahasa arab menamai para pedagang kecuali dengan nama tujjar dan janganlah orang tersebut berbahasa Arab lalu dia menamakan sesuatu (apapun juga-pent) dengan bahasa `ajam. Hal ini karena bahasa Arab adalah bahasa yang telah dipilih oleh Allah, sehingga Allah menurunkan kitab-Nya yang dengan bahasa Arab dan menjadikan bahasa Arab merupakan bahasa penutup para Nabi, yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, kami katakan seyogyanya setiap orang yang mampu belajar bahasa Arab mempelajarinya, karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling pantas dicintai tanpa harus melarang seseorang berbicara dengan bahasa yang lain. Imam Syafi’iy membenci orang yang mampu berbahasa Arab namun dia tidak berbahasa Arab atau dia berbahasa Arab namun mencampurinya dengan bahasa `ajam.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Abu Bakar bin ‘Ali Syaibah meriwayatkan dalam Al Mushanaf: “Dari Umar bin Khattab, beliau berkata: Tidaklah seorang belajar bahasa Persia kecuali menipu, tidaklah seseorang menipu kecuali berkurang kehormatannya. Dan Atho’ (seorang tabi’in) berkata: Janganlah kamu belajar bahasa-bahasa ajam dan janganlah karnu masuk gereja – gereja mereka karena sesungguhnya Allah menimpakan kemurkaan-Nya kepada mereka, (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Diriwayatkan bahwa Imam Ahmad berkata: “Tanda keimanan pada orang ‘ajam (non arab) adalah cintanya terhadap bahasa arab.” Dan adapun membiasakan berkomunikasi dengan bahasa selain Arab, yang mana bahasa Arab merupakan syi’ar Islam dan bahasa Al-Qur’an, sehingga bahasa selain arab menjadi kebiasaan bagi penduduk suatu daerah, keluarga, seseorang dengan sahabatnya, para pedagang atau para pejabat atau bagi para karyawan atau para ahli fikih, maka tidak disangsikan lagi hal ini dibenci. Karena sesungguhnya hal itu termasuk tasyabuh (menyerupai) dengan orang `ajam dan itu hukumnya makruh.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Khurasan, yang penduduk kedua kota tersebut berbahasa Persia serta menduduki Maghrib, yang penduduknya berbahasa Barbar, maka kaum muslimin membiasakan penduduk kota tersebut untuk berbahasa Arab, hingga seluruh penduduk kota tersebut berbahasa Arab, baik muslimnya maupun kafirnya. Demikianlah Khurasan dahulu kala. Namun kemudian mereka menyepelekan bahasa Arab, dan mereka kembali membiasakan bahasa Persia sehingga akhirnya menjadi bahasa mereka. Dan mayoritas mereka pun menjauhi bahasa Arab. Tidak disangsikan lagi bahwa hal ini adalah makruh. (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Pengaruh Bahasa Arab Dalam Kehidupan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Merupakan metode yang baik adalah membiasakan berkomunikasi dengan bahasa Arab hingga anak kecil sekalipun dilatih berbahasa Arab di rumah dan di kantor, hingga nampaklah syi’ar Islam dan kaum muslimin. Hal ini mempermudah kaum muslimin urituk memahami makna Al-Kitab dan As-Sunnah serta perkataan para salafush shalih. Lain halnya dengan orang yang terbiasa berbicara dengan satu bahasa lalu ingin pindah ke bahasa lain maka hal itu sangat sulit baginya. Dan ketahuilah…!!! membiasakan berbahasa Arab sangat berpengaruh terhadap akal, akhlak dan agama. Juga sangat berpengaruh dalam usaha mencontoh mereka dan memberi dampak positif terhadap akal, agama dan tingkah laku.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahasa Arab memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan, akhlak, agama. Orang yang pandai bahasa Arab cenderung senang membaca kitab-kitab para ulama yang berbahasa Arab dan tentu senang juga membaca dan menghafal Al-Qur’an serta hadits-hadits Rasulullah. Sehingga hal ini bisa memperbagus akhlak dan agamanya. Berbeda dengan orang yang pandai berbahasa Inggris (namun tanpa dibekali dengan ilmu agama yang baik), dia cenderung senang membaca buku berbahasa Inggris yang jelas kebanyakannya merupakan karya orang kafir. Sehingga mulailah ia mempelajari kehidupan orang kafir sedikit demi sedikit. Mau tidak mau iapun harus mempelajari cara pengucapan dan percakapan yang benar melalui mereka, agar dia bisa memperbagus bahasa Inggrisnya. Bisa jadi akhirnya ia pun senang mempelajari dan menghafal lagu-lagu berbahasa Inggris (yang kebanyakan isinya berisi maksiat) dan tanpa sadar diapun mengidolakan artis atau tokoh barat serta senang mengikuti gaya-gaya mereka. Akhlaknya pun mulai meniru akhlak orang barat (orang kafir), dan mengagungkan orang kafir serta takjub pada kehebatan mereka. Akhirnya, diapun terjatuh dalam tasyabbuh (meniru-niru) terhadap orang kafir, menganggap kaum muslimin terbelakang dan ujung-ujungnya dia lalai dari mempelajari Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hukum Mempelajari Bahasa Arab
Syaikhul Islam Berkata: “Dan sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama dan hukum mempelajarinya adalah wajib, karena memahami Al-Kitab dan As-Sunnah itu wajib dan keduanya tidaklah bisa difahami kecuali dengan memahami bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan kaidah:

مَا لاَ يَتِمٌّ الْوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ

“Apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia juga hukumnya wajib.”
Namun disana ada bagian dari bahasa Arab yang wajib ‘ain dan ada yang wajib kifayah. Dan hal ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Umar bin Yazid, beliau berkata: Umar bin Khattab menulis kepada Abu Musa Al-Asy’ari (yang isinya) “…Pelajarilah As-Sunnah, pelajarilah bahasa Arab dan I’roblah Al-Qur’an karena Al-Qur’an itu berbahasa Arab.”
Dan pada riwayat lain, Beliau (Umar bin Khattab) berkata: “Pelajarilah bahasa Arab sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian, dan belajarlah faroidh (ilmu waris) karena sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Penutup
Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama.
Sungguh sangat ironis dan menyedihkan, sekolah-sekolah dinegeri kita, bahasa Arab tersisihkan oleh bahasa-bahasa lain, padahal mayoritas penduduk negeri kita adalah beragama Islam, sehingga keadaan kaum muslimin dinegeri ini jauh dari tuntunan Allah ta’ala dan Rasul-Nya.
Maka seyogyanya anda sekalian wahai penebar kebaikan… mempunyai andil dan peran dalam memasyarakatkan serta menyadarkan segenap lapisan masyarakat akan pentingya bahasa Al Qur’an ini, dengan segala kemampuan yang dimiliki, semoga Allah menolong kaum muslimin dan mengembalikan mereka kepada ajaran Rasul-Nya yang shohih. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah ta’ala. Segala puji hanyalah bagi Allah Tuhan semesta alam.
***
Penyusun: Tim Bahasa Arab Online
05.39 Unknown
Tidak perlu diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah ta’ala:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada rosul yang paling mulia (yaitu: Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Romadhan), sehingga Al-Qur an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-sunnah), serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Sungguh sangat menyedihkan sekali, apa yang telah menimpa kaum muslimin saat ini, hanya segelintir dari mereka yang mau mempelajari bahasa Arab dengan serius. Hal ini memang sangat wajar karena di zaman modern ini banyak sekali kaum muslimin tenggelam dalam tujuan dunia yang fana, Sehingga mereka enggan dan malas mempelajari bahasa Arab. Karena mereka tahu tidak ada hasil duniawi yang bisa diharapkan jika pandai berbahasa Arab. Berbeda dengan mempelajari bahasa Inggris, kaum muslimin di saat ini begitu semangat sekali belajar bahasa Inggris, karena mereka tahu banyak tujuan dunia yang bisa diperoleh jika pandai bahasa Inggris, sehingga kita dapati mereka rela untuk meluangkan waktu yang lama dan biaya yang banyak untuk bisa menguasai bahasa ini. Sehingga kursus-kursus bahasa Inggris sangat laris dan menjamur dimana-mana walaupun dengan biaya yang tak terkira. Namun bagaimana dengan kursus bahasa Arab…??? seandainya mereka benar-benar yakin terhadap janji Allah ta’ala untuk orang yang menyibukkan diri untuk mencari keridhoanNya, serta yakin akan kenikmatan surga dengan kekekalannya, niscaya mereka akan berusaha keras untuk mempelajari bahasa arab. Karena ia adalah sarana yang efektif untuk memahami agama-Nya.
Kenyataan ini tidak menunjukkan larangan mempelajari bahasa Inggris ataupun lainnya. Tapi yang tercela adalah orang yang tidak memberikan porsi yang adil terhadap bahasa arab. Seyogyanya mereka juga bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mempelajari bahasa Arab.
Syaikh Utsaimin pernah ditanya: “Bolehkah seorang penuntut ilmu mempelajari bahasa Inggris untuk membantu dakwah ?” Beliau menjawab: “Aku berpendapat, mempelajari bahasa Inggris tidak diragukan lagi merupakan sebuah sarana. Bahasa Inggris menjadi sarana yang baik jika digunakan untuk tujuan yang baik, dan akan menjadi jelek jika digunakan untuk tujuan yang jelek. Namun yang harus dihindari adalah menjadikan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab karena hal itu tidak boleh. Aku mendengar sebagian orang bodoh berbicara dengan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab, bahkan sebagian mereka yang tertipu lagi mengekor (meniru-niru), mengajarkan anak-anak mereka ucapan “selamat berpisah” bukan dengan bahasa kaum muslimin. Mereka mengajarkan anak-anak mereka berkata “bye-bye” ketika akan berpisah dan yang semisalnya. Mengganti bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an dan bahasa yang paling mulia, dengan bahasa Inggris adalah haram. Adapun menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana untuk berdakwah maka tidak diragukan lagi kebolehannya bahwa kadang-kadang hal itu bisa menjadi wajib. Walaupun aku tidak mempelajari bahasa Inggris namun aku berangan-angan mempelajarinya. terkadang aku merasa sangat perlu bahasa Inggris karena penterjemah tidak mungkin bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku secara sempurna.” (Kitabul ‘Ilmi).
Dan termasuk hal yang sangat menyedihkan, didapati seorang muslim begitu bangga jika bisa berbahasa Inggris dengan fasih namun mengenai bahasa Arab dia tidak tahu?? Kalau keadaannya sudah seperti ini bagaimana bisa diharapkan Islam maju dan jaya seperti dahulu. Bagaimana mungkin mereka bisa memahami syari’at dengan benar kalau mereka sama sekali tidak mengerti bahasa Arab…???
Hukum Orang Yang Mampu Berbahasa Arab Namun Berbicara Menggunakan Bahasa Selain Bahasa Arab
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Dibenci seseorang berbicara dengan bahasa selain bahasa Arab karena bahasa Arab merupakan syiar Islam dan kaum muslimin. Bahasa merupakan syiar terbesar umat-umat, karena dengan bahasa dapat diketahui ciri khas masing-masing umat.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Asy-Syafi’iy berkata sebagaimana diriwayatkan As-Silafi dengan sanadnya sampai kepada Muhammad bin Abdullah bin Al Hakam, beliau berkata: “Saya mendengar Muhammad bin Idris Asy-syafi’iy berkata: “Allah menamakan orang-orang yang mencari karunia Allah melalui jual beli (berdagang) dengan nama tu’jar (tujjar dalam bahasa Arab artinya para pedagang-pent), kemudian Rosululloh juga menamakan mereka dengan penamaan yang Allah telah berikan, yaitu (tujjar) dengan bahasa arab. Sedangkan “samasiroh” adalah penamaan dengan bahasa `ajam (selain arab). Maka kami tidak menyukai seseorang yang mengerti bahasa arab menamai para pedagang kecuali dengan nama tujjar dan janganlah orang tersebut berbahasa Arab lalu dia menamakan sesuatu (apapun juga-pent) dengan bahasa `ajam. Hal ini karena bahasa Arab adalah bahasa yang telah dipilih oleh Allah, sehingga Allah menurunkan kitab-Nya yang dengan bahasa Arab dan menjadikan bahasa Arab merupakan bahasa penutup para Nabi, yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, kami katakan seyogyanya setiap orang yang mampu belajar bahasa Arab mempelajarinya, karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling pantas dicintai tanpa harus melarang seseorang berbicara dengan bahasa yang lain. Imam Syafi’iy membenci orang yang mampu berbahasa Arab namun dia tidak berbahasa Arab atau dia berbahasa Arab namun mencampurinya dengan bahasa `ajam.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Abu Bakar bin ‘Ali Syaibah meriwayatkan dalam Al Mushanaf: “Dari Umar bin Khattab, beliau berkata: Tidaklah seorang belajar bahasa Persia kecuali menipu, tidaklah seseorang menipu kecuali berkurang kehormatannya. Dan Atho’ (seorang tabi’in) berkata: Janganlah kamu belajar bahasa-bahasa ajam dan janganlah karnu masuk gereja – gereja mereka karena sesungguhnya Allah menimpakan kemurkaan-Nya kepada mereka, (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Diriwayatkan bahwa Imam Ahmad berkata: “Tanda keimanan pada orang ‘ajam (non arab) adalah cintanya terhadap bahasa arab.” Dan adapun membiasakan berkomunikasi dengan bahasa selain Arab, yang mana bahasa Arab merupakan syi’ar Islam dan bahasa Al-Qur’an, sehingga bahasa selain arab menjadi kebiasaan bagi penduduk suatu daerah, keluarga, seseorang dengan sahabatnya, para pedagang atau para pejabat atau bagi para karyawan atau para ahli fikih, maka tidak disangsikan lagi hal ini dibenci. Karena sesungguhnya hal itu termasuk tasyabuh (menyerupai) dengan orang `ajam dan itu hukumnya makruh.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Khurasan, yang penduduk kedua kota tersebut berbahasa Persia serta menduduki Maghrib, yang penduduknya berbahasa Barbar, maka kaum muslimin membiasakan penduduk kota tersebut untuk berbahasa Arab, hingga seluruh penduduk kota tersebut berbahasa Arab, baik muslimnya maupun kafirnya. Demikianlah Khurasan dahulu kala. Namun kemudian mereka menyepelekan bahasa Arab, dan mereka kembali membiasakan bahasa Persia sehingga akhirnya menjadi bahasa mereka. Dan mayoritas mereka pun menjauhi bahasa Arab. Tidak disangsikan lagi bahwa hal ini adalah makruh. (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Pengaruh Bahasa Arab Dalam Kehidupan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Merupakan metode yang baik adalah membiasakan berkomunikasi dengan bahasa Arab hingga anak kecil sekalipun dilatih berbahasa Arab di rumah dan di kantor, hingga nampaklah syi’ar Islam dan kaum muslimin. Hal ini mempermudah kaum muslimin urituk memahami makna Al-Kitab dan As-Sunnah serta perkataan para salafush shalih. Lain halnya dengan orang yang terbiasa berbicara dengan satu bahasa lalu ingin pindah ke bahasa lain maka hal itu sangat sulit baginya. Dan ketahuilah…!!! membiasakan berbahasa Arab sangat berpengaruh terhadap akal, akhlak dan agama. Juga sangat berpengaruh dalam usaha mencontoh mereka dan memberi dampak positif terhadap akal, agama dan tingkah laku.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahasa Arab memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan, akhlak, agama. Orang yang pandai bahasa Arab cenderung senang membaca kitab-kitab para ulama yang berbahasa Arab dan tentu senang juga membaca dan menghafal Al-Qur’an serta hadits-hadits Rasulullah. Sehingga hal ini bisa memperbagus akhlak dan agamanya. Berbeda dengan orang yang pandai berbahasa Inggris (namun tanpa dibekali dengan ilmu agama yang baik), dia cenderung senang membaca buku berbahasa Inggris yang jelas kebanyakannya merupakan karya orang kafir. Sehingga mulailah ia mempelajari kehidupan orang kafir sedikit demi sedikit. Mau tidak mau iapun harus mempelajari cara pengucapan dan percakapan yang benar melalui mereka, agar dia bisa memperbagus bahasa Inggrisnya. Bisa jadi akhirnya ia pun senang mempelajari dan menghafal lagu-lagu berbahasa Inggris (yang kebanyakan isinya berisi maksiat) dan tanpa sadar diapun mengidolakan artis atau tokoh barat serta senang mengikuti gaya-gaya mereka. Akhlaknya pun mulai meniru akhlak orang barat (orang kafir), dan mengagungkan orang kafir serta takjub pada kehebatan mereka. Akhirnya, diapun terjatuh dalam tasyabbuh (meniru-niru) terhadap orang kafir, menganggap kaum muslimin terbelakang dan ujung-ujungnya dia lalai dari mempelajari Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hukum Mempelajari Bahasa Arab
Syaikhul Islam Berkata: “Dan sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama dan hukum mempelajarinya adalah wajib, karena memahami Al-Kitab dan As-Sunnah itu wajib dan keduanya tidaklah bisa difahami kecuali dengan memahami bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan kaidah:

مَا لاَ يَتِمٌّ الْوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ

“Apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia juga hukumnya wajib.”
Namun disana ada bagian dari bahasa Arab yang wajib ‘ain dan ada yang wajib kifayah. Dan hal ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Umar bin Yazid, beliau berkata: Umar bin Khattab menulis kepada Abu Musa Al-Asy’ari (yang isinya) “…Pelajarilah As-Sunnah, pelajarilah bahasa Arab dan I’roblah Al-Qur’an karena Al-Qur’an itu berbahasa Arab.”
Dan pada riwayat lain, Beliau (Umar bin Khattab) berkata: “Pelajarilah bahasa Arab sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian, dan belajarlah faroidh (ilmu waris) karena sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Penutup
Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama.
Sungguh sangat ironis dan menyedihkan, sekolah-sekolah dinegeri kita, bahasa Arab tersisihkan oleh bahasa-bahasa lain, padahal mayoritas penduduk negeri kita adalah beragama Islam, sehingga keadaan kaum muslimin dinegeri ini jauh dari tuntunan Allah ta’ala dan Rasul-Nya.
Maka seyogyanya anda sekalian wahai penebar kebaikan… mempunyai andil dan peran dalam memasyarakatkan serta menyadarkan segenap lapisan masyarakat akan pentingya bahasa Al Qur’an ini, dengan segala kemampuan yang dimiliki, semoga Allah menolong kaum muslimin dan mengembalikan mereka kepada ajaran Rasul-Nya yang shohih. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah ta’ala. Segala puji hanyalah bagi Allah Tuhan semesta alam.
***
Penyusun: Tim Bahasa Arab Online
Setelah Ujian Tengah Semester, Qism Nasyaat (ekstrakurikuler) Ma’had Al Birr Putri menggelar kegiatan yang disebut Ihtifaal bil Musaabaqah as Syahrul Muharram pada Jum’at, 8/11. Kegiatan yang dilaksanakan di kampus Ma’had Al Birr ini meliputi beraneka ragam lomba, yaitu Khitobah (Pidato), Rasm (Kaligrafi), Faizatul Ula (Rangking Satu), Tobakh (Tata Boga) dan Thalibaat Al Birr al Mumtaazaat (Mahasiswi Pintar Al Birr- yang terinspirasi dari Indonesia Pintar di salah satu stasuin TV). Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan semua kelas di Ma’had Al Birr Putri yaitu Tamhidi A, Tamhidi B, Mustawa Awwal A, Mustawa Awwal B, dan Mustawa Tsani.       
Lomba yang pertama kali dimulai dan disaksikan oleh seluruh mahasiswi beserta Ustadzah adalah Khitobah, bertempat di aula Ma’had. Setelah itu, diselingi oleh pementasan drama berbahasa arab yang sangat menarik, persembahan kelas Tamhidi B. Usai itu, lomba dilaksanakan di ruangan yang berbeda, terutama Rasm dan Tobakh, sementara Faizatul Ula dan Thalibaat al Mumtaazaat tetap berlangsung di aula.
Adapun tujuan dari semua kegiatan ini, menurut penanggung jawab umum Qism Nasyaat, Ustadzah Risnawati, Lc., yaitu untuk menambah wawasan, melatih kreativitas, dan tarhiyyatul lughah atau meningkatkan kemampuan bahasa mahasiswi Ma’had Al Birr Putri. 
Kegiatan ditutup dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang. Kelas Mustawa Tsani berhasil memenangkan tiga lomba sekaligus sebagai juara Umum, yaitu Khitobah, Rasm dan Tobakh. Lomba Faaizatul Ula dimenangkan oleh Mustawa Awwal B, dan Thaalibaat al Mumtaazaat oleh Mustawa Tamhidy A. (*)

Penulis: Undiana (Mahasiswi Mustawa Tsani Ma'had Al Birr Makassar, Koord Jam'iyyah Al 'Ulum)
Editor: Ummu Muhammad (Mahasiswi Mustawa Awwal Ma'had Al Birr Makassar)
---------------------------------------------------------------------------------------------

Keterangan tambahan:
Dalam perkara lomba memasak, kita harus berhati-hati. Berikut penjelasan ilmiyahnya.

 عن عِكْرِمَةَ يَقُولُ كَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ : إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ طَعَامِ الْمُتَبَارِيَيْنِ أَنْ يُؤْكَلَ.
Dari Ikrimah, Ibnu Abbas mengatakan, “Sesungguhnya Nabi melarang untuk memakan makanan yang dimasak oleh dua orang yang berlomba” [HR Abu Daud no 3754, dinilai shahih oleh al Albani].
المتباريان : المتعارضان بفعلهما ليعجز أحدهما الآخر بصنيعه وكرهه لما فيه من رياء
Ada yang memberi penjelasan, “Yang dimaksud dengan dua orang yang berlomba adalah dua orang yang saling mengalahkan. Nabi melarang memakan makanan yang mereka masak karena adanya unsur pamer dalam masakan mereka berdua”.
عن فاطمة بنت حسين أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : « إن من شرار أمتي الذين غذوا بالنعيم ، الذين يطلبون ألوان الطعام ، وألوان الثياب ، يتشادقون بالكلام »
Dari Fathimah binti Husain, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya sejelek jelek umatku adalah suatu generasi yang tumbuh besar dalam kemewahan, mencari beraneka ragam jenis makanan dan beraneka macam mode pakaian serta sombong dalam berbicara” [HR Ahmad dalam az Zuhd no 408, al Albani menilai sanadnya berkualitas jayyid namun mursal sedangkan kesimpulan akhir untuk status haditsnya adalah hasan li ghairihi, Silsilah Shahihah no 1891]
7512 -حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بن مُحَمَّدِ بن عِرْقٍ الْحِمْصِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن حَفْصٍ الأَوْصَابِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن حِمْيَرٍ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بن أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ حَبِيبِ بن عُبَيْدٍ،
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ:”سَيَكُونُ رِجَالٌ مِنْ أُمَّتِي يَأْكُلُونَ أَلْوَانَ الطَّعَامِ، وَيَشْرَبُونَ أَلْوَانَ الشَّرَابِ، وَيُلْبِسُونَ أَلْوَانَ اللِّبَاسِ، وَيَتَشَدَّقَونَ فِي الْكَلامِ، أُولَئِكَ شِرَارُ أُمَّتِي”.
Dari Abu Umamah, Rasulullah bersabda, “Ada sekelompok orang dari umatku yang memakan berbagai macam makanan, minum berbagai macam minuman, memakai berbagai mode pakaian dan sombong dalam berbicara mereka adalah sejahat jahat umatku” [HR Thabrani dalam Mu'jam Kabir no 7512, hasan li ghairihi].

04.16 Unknown
Setelah Ujian Tengah Semester, Qism Nasyaat (ekstrakurikuler) Ma’had Al Birr Putri menggelar kegiatan yang disebut Ihtifaal bil Musaabaqah as Syahrul Muharram pada Jum’at, 8/11. Kegiatan yang dilaksanakan di kampus Ma’had Al Birr ini meliputi beraneka ragam lomba, yaitu Khitobah (Pidato), Rasm (Kaligrafi), Faizatul Ula (Rangking Satu), Tobakh (Tata Boga) dan Thalibaat Al Birr al Mumtaazaat (Mahasiswi Pintar Al Birr- yang terinspirasi dari Indonesia Pintar di salah satu stasuin TV). Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan semua kelas di Ma’had Al Birr Putri yaitu Tamhidi A, Tamhidi B, Mustawa Awwal A, Mustawa Awwal B, dan Mustawa Tsani.       
Lomba yang pertama kali dimulai dan disaksikan oleh seluruh mahasiswi beserta Ustadzah adalah Khitobah, bertempat di aula Ma’had. Setelah itu, diselingi oleh pementasan drama berbahasa arab yang sangat menarik, persembahan kelas Tamhidi B. Usai itu, lomba dilaksanakan di ruangan yang berbeda, terutama Rasm dan Tobakh, sementara Faizatul Ula dan Thalibaat al Mumtaazaat tetap berlangsung di aula.
Adapun tujuan dari semua kegiatan ini, menurut penanggung jawab umum Qism Nasyaat, Ustadzah Risnawati, Lc., yaitu untuk menambah wawasan, melatih kreativitas, dan tarhiyyatul lughah atau meningkatkan kemampuan bahasa mahasiswi Ma’had Al Birr Putri. 
Kegiatan ditutup dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang. Kelas Mustawa Tsani berhasil memenangkan tiga lomba sekaligus sebagai juara Umum, yaitu Khitobah, Rasm dan Tobakh. Lomba Faaizatul Ula dimenangkan oleh Mustawa Awwal B, dan Thaalibaat al Mumtaazaat oleh Mustawa Tamhidy A. (*)

Penulis: Undiana (Mahasiswi Mustawa Tsani Ma'had Al Birr Makassar, Koord Jam'iyyah Al 'Ulum)
Editor: Ummu Muhammad (Mahasiswi Mustawa Awwal Ma'had Al Birr Makassar)
---------------------------------------------------------------------------------------------

Keterangan tambahan:
Dalam perkara lomba memasak, kita harus berhati-hati. Berikut penjelasan ilmiyahnya.

 عن عِكْرِمَةَ يَقُولُ كَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ : إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ طَعَامِ الْمُتَبَارِيَيْنِ أَنْ يُؤْكَلَ.
Dari Ikrimah, Ibnu Abbas mengatakan, “Sesungguhnya Nabi melarang untuk memakan makanan yang dimasak oleh dua orang yang berlomba” [HR Abu Daud no 3754, dinilai shahih oleh al Albani].
المتباريان : المتعارضان بفعلهما ليعجز أحدهما الآخر بصنيعه وكرهه لما فيه من رياء
Ada yang memberi penjelasan, “Yang dimaksud dengan dua orang yang berlomba adalah dua orang yang saling mengalahkan. Nabi melarang memakan makanan yang mereka masak karena adanya unsur pamer dalam masakan mereka berdua”.
عن فاطمة بنت حسين أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : « إن من شرار أمتي الذين غذوا بالنعيم ، الذين يطلبون ألوان الطعام ، وألوان الثياب ، يتشادقون بالكلام »
Dari Fathimah binti Husain, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya sejelek jelek umatku adalah suatu generasi yang tumbuh besar dalam kemewahan, mencari beraneka ragam jenis makanan dan beraneka macam mode pakaian serta sombong dalam berbicara” [HR Ahmad dalam az Zuhd no 408, al Albani menilai sanadnya berkualitas jayyid namun mursal sedangkan kesimpulan akhir untuk status haditsnya adalah hasan li ghairihi, Silsilah Shahihah no 1891]
7512 -حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بن مُحَمَّدِ بن عِرْقٍ الْحِمْصِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن حَفْصٍ الأَوْصَابِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن حِمْيَرٍ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بن أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ حَبِيبِ بن عُبَيْدٍ،
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ:”سَيَكُونُ رِجَالٌ مِنْ أُمَّتِي يَأْكُلُونَ أَلْوَانَ الطَّعَامِ، وَيَشْرَبُونَ أَلْوَانَ الشَّرَابِ، وَيُلْبِسُونَ أَلْوَانَ اللِّبَاسِ، وَيَتَشَدَّقَونَ فِي الْكَلامِ، أُولَئِكَ شِرَارُ أُمَّتِي”.
Dari Abu Umamah, Rasulullah bersabda, “Ada sekelompok orang dari umatku yang memakan berbagai macam makanan, minum berbagai macam minuman, memakai berbagai mode pakaian dan sombong dalam berbicara mereka adalah sejahat jahat umatku” [HR Thabrani dalam Mu'jam Kabir no 7512, hasan li ghairihi].



Ma'had Al-Birr Makassar adalah Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam yang didirikan atas kerjasama antara Yayasan Muslim Asia dengan Universitas Muhammadiyah Makassar melalui Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Yayasan Muslim Asia sendiri adalah yayasan nirlaba yang bergerak di bidang sosial sejak tahun 1992. Terdaftar secara resmi di Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia. pada tahun 2005 dengan nama Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) atau Mua'sasah Muslimy Asia Al-Khairiyah dan berkedudukan di Jakarta.

Visi utama Ma'had Al-Birr Makassar adalah untuk memberi kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat, khususnya para du'at agar dapat memahami Bahasa Arab sebagai Bahasa Al-Qur'an dan As-Sunnah serta berupaya untuk memasyarakatkan pengajaran Bahasa Arab dan Studi Islam. Sehingga diharapkan alumninya dapat menjadi da'i, pengajar serta pendidik di tengah-tengah masyarakat kelak.

Sistem pendidikan Ma'had Al-Birr Makassar mengacu pada Al-Qur'an dan As-sunnah. Sedang kurikulum yang dipakai sejalan dengan apa yang diterapkan pada Universitas Islam Madinah dan Universitas Imam Muhammad bin Su'ud Riyadh, Saudi Arabia. Karena itu pola pembelajaran bahasa Arab dan studi Islam yang dianut merujuk kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta, yang merupakan perguruan tinggi resmi filial dari Universitas Imam Muhammad bin Su'ud Riyadh. Metodologi pengajaran disampaikan secara sistematis, variatif dengan pengantar utama bahasa Arab. 

Tenaga pengajar Ma'had Al-Birr Makassar memiliki latar belakang pendidikan Sarjana, Magister dan Doktor yang berkualifikasi di bidangnya serta berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Timur Tengah dan Indonesia.

Program pendidikan di Ma'had Al-Birr Makassar ditempuh selama dua tahun (4 semester) atau setara Diploma Dua (D2). Dan sangat terbuka peluang untuk ditingkatkan menjadi 3 tahun (6 semester)/setara Diploma Tiga (D3) atau bahkan Strata Satu (S1) pada masa yang akan datang. Bagi alumni yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dapat melanjutkan ke perguruan-perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia, LIPIA Jakarta serta Perguruan-perguruan tinggi negeri maupun swasta lainnya. Alumni yang berprestasi dapat diberikan rekomendasi untuk belajar di Timur Tengah.

Di samping sebagai lembaga pendidikan, Ma'had Al-Birr Makassar memiliki program-program sosial, seperti: Pendirian Sarana Ibadah dan Pendidikan, Pengiriman da'i dalam program Safari Ramadhan di berbagai wilayah pada Kawasan Timur Indonesia, Distribusi Hewan Qurban, Program Ifthar Ramadhan, Penyaluran zakat-infak-Shadaqoh (ZIS), serta Pemberian santunan kepada anak-anak yatim, kaum dhuafa dan korban bencana alam. 

Selain Ma'had Al-Birr Makassar, AMCF juga mengelola dan membina beberapa Ma'had dan Markaz Tahfizh Al-Qur'an yang tersebar di beberapa propinsi di Indonesia yang bekerjasama dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), Persatuan Islam (PERSIS), serta berbagai organisasi kemasyarakatan resmi lainnya di Indonesia.
03.38 Unknown


Ma'had Al-Birr Makassar adalah Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam yang didirikan atas kerjasama antara Yayasan Muslim Asia dengan Universitas Muhammadiyah Makassar melalui Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Yayasan Muslim Asia sendiri adalah yayasan nirlaba yang bergerak di bidang sosial sejak tahun 1992. Terdaftar secara resmi di Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia. pada tahun 2005 dengan nama Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) atau Mua'sasah Muslimy Asia Al-Khairiyah dan berkedudukan di Jakarta.

Visi utama Ma'had Al-Birr Makassar adalah untuk memberi kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat, khususnya para du'at agar dapat memahami Bahasa Arab sebagai Bahasa Al-Qur'an dan As-Sunnah serta berupaya untuk memasyarakatkan pengajaran Bahasa Arab dan Studi Islam. Sehingga diharapkan alumninya dapat menjadi da'i, pengajar serta pendidik di tengah-tengah masyarakat kelak.

Sistem pendidikan Ma'had Al-Birr Makassar mengacu pada Al-Qur'an dan As-sunnah. Sedang kurikulum yang dipakai sejalan dengan apa yang diterapkan pada Universitas Islam Madinah dan Universitas Imam Muhammad bin Su'ud Riyadh, Saudi Arabia. Karena itu pola pembelajaran bahasa Arab dan studi Islam yang dianut merujuk kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta, yang merupakan perguruan tinggi resmi filial dari Universitas Imam Muhammad bin Su'ud Riyadh. Metodologi pengajaran disampaikan secara sistematis, variatif dengan pengantar utama bahasa Arab. 

Tenaga pengajar Ma'had Al-Birr Makassar memiliki latar belakang pendidikan Sarjana, Magister dan Doktor yang berkualifikasi di bidangnya serta berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Timur Tengah dan Indonesia.

Program pendidikan di Ma'had Al-Birr Makassar ditempuh selama dua tahun (4 semester) atau setara Diploma Dua (D2). Dan sangat terbuka peluang untuk ditingkatkan menjadi 3 tahun (6 semester)/setara Diploma Tiga (D3) atau bahkan Strata Satu (S1) pada masa yang akan datang. Bagi alumni yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dapat melanjutkan ke perguruan-perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia, LIPIA Jakarta serta Perguruan-perguruan tinggi negeri maupun swasta lainnya. Alumni yang berprestasi dapat diberikan rekomendasi untuk belajar di Timur Tengah.

Di samping sebagai lembaga pendidikan, Ma'had Al-Birr Makassar memiliki program-program sosial, seperti: Pendirian Sarana Ibadah dan Pendidikan, Pengiriman da'i dalam program Safari Ramadhan di berbagai wilayah pada Kawasan Timur Indonesia, Distribusi Hewan Qurban, Program Ifthar Ramadhan, Penyaluran zakat-infak-Shadaqoh (ZIS), serta Pemberian santunan kepada anak-anak yatim, kaum dhuafa dan korban bencana alam. 

Selain Ma'had Al-Birr Makassar, AMCF juga mengelola dan membina beberapa Ma'had dan Markaz Tahfizh Al-Qur'an yang tersebar di beberapa propinsi di Indonesia yang bekerjasama dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), Persatuan Islam (PERSIS), serta berbagai organisasi kemasyarakatan resmi lainnya di Indonesia.